Imlek tak hanya identik dengan kegembiraan, hiasan warna-warni, dan harapan akan kesuksesan di masa yang akan datang. Namun, apakah sebenarnya makna berharga yang tersimpan di dalamnya? Mari kita temukan jawabannya hari ini di Cahaya Bagi Negeri.
Setiap tahun, komunitas Tionghoa di seluruh dunia merayakan Imlek sebagai bagian dari warisan tradisi nenek moyang. Jumlahnya mencapai lebih dari 2 miliar orang, hampir seperempat populasi dunia. Berhenti sejenak dari rutinitas bekerja, mereka berkumpul dengan keluarga dan mengikuti tradisi ribuan tahun.
Salah satu tradisi yang paling identik dengan Imlek adalah pemberian amplop merah berisi uang kepada anak-anak atau cucu-cucu sebagai tanda kasih sayang dan harapan kesuksesan di tahun yang baru. Hal ini membuat tradisi Imlek terasa sarat dengan kedermawanan dan kemurahan hati.
Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh United Overseas Bank, rata-rata orang Indonesia menghabiskan sekitar Rp10 juta untuk perayaan Tahun Baru Imlek, sebagian besarnya digunakan untuk traveling dan berbagai kegiatan bersama orang terkasih.
Kemurahan hati menjadi hal penting dalam perayaan Imlek, namun adakah hal-hal mulia lainnya yang bisa kita selaraskan dengan nilai-nilai yang kita miliki sebagai umat Kristen?
Hal ini dijawab dalam perbincangan antara Mark McClendon dengan Juhono S. Sudirgo seorang Konsultan Keuangan serta Pdt. Supeno Lembang, Ketua Sinode Gereja Kristen Nafiri Sion dan juga Dewan Penasihat The Parenting Project. Mari simak bersama dalam video berikut ini:
Tonton video lainnya :
VIDEO: L9BTQlA+ IDEOLOGI KEMATIAN YANG MENDATANGKAN BENCANA
VIDEO: Pernikahan Anda Dijamin Menjadi Lebih Bahagia Jika Tahu Kebenaran Ini
Sumber : Jawaban Channel